Tuesday, March 16, 2010
Mengenal Kehidupan Manusia
Misi Hidup =1. Untuk apa dia diciptakan2. Menurut apa yang dimudahkan Allah untuknya3. Tugas spesifik untuk mengabdi kepada Allah danmemakmurkan bumi
Dari Imran bin Hushain R.A katanya : “Yaa Rasulullah ! Apakah telah diketahui ahli surga dan ahli neraka?” Jawab Nabi : “Ya!” Tanya : “Kalau begitu, apa gunanya amal-amal orang yang beramal?” Jawab Nabi : “Masing-masing bekerja sesuai untuk apa dia diciptakan atau menurut yang dimudahkan kepadanya”. (HR Bukhari).
Dari Imran Bin Husain R.A katanya : Saya bertanya : “Ya Rasulullah ! Apa dasarnya kerja orang yang bekerja?” Beliau menjawab : “Setiap orang dimudahkan mengerjakan apa yang dia telah ciptakan untuk itu”. (HR. Bukhari)
! Untuk Apa Dicipta
Segala sesuatu dicipta mempunyai tujuan tertentu.
Misalnya: Cangkir dan Gelas
Sama-sama untuk minum, namun cangkir untuk air panas dan gelas untuk air dingin.
! Menurut Apa yang Dimudahkan
Segala sesuatu dicipta mempunyai kemudahan karya pada bidang tertentu.
Misalnya: Bebek dan Burung
Sama-sama memiliki sayap, namun burung dimudahkan untuk terbang sedang bebek untuk berada di air.
! Misi Hidup Manusia
♦ Demikian pula dengan manusia. Allah Ta’ala telah menentukan untuk apa seorang manusia dicipta dan menurut apa yang dimudahkan untuknya.
♦ Inilah yang disebut Misi Suci manusia atau Misi Hidup
♦ Dengan berjalan sesuai misi hidup ini, inilah pengabdian (amal shalih) tertinggi manusia kepada Allah Ta’ala.
♦ Dengan berjalan sesuai misi hidup ini maka secara langsung ia telah menjadi citra /khalifah Allah di muka bumi.
Contoh:
♦ Ali R.A dimudahkan Allah untuk berkarya atau beramal shalih dalam bidang Ilmu, sehingga Rasulullah SAW bersabda: “Aku adalah kota ilmu dan Ali adalah kuncinya”. Dalam sebuah riwayat dikatakan apabila Ali R.A berdagang, maka ia mengalami kerugian terus menerus.
♦ Abdurrahman bin Auf dimudahkan Allah untuk berkarya atau beramal shalih dalam bidang perdagangan. Sehingga ketika melakukan perniagaan ia selalu mendapatkan keuntungan.
! Misi Hidup Telah Ditentukan RuhNafsAlam Nur (Bank Nafs)
! Alam yang telah dan sedang dilalui Nafs
1. Alam Nur (Lautan Cahaya)
♦ Alam Nur disinilah berkumpul Nafs-Nafs. Alam Nur dapat dimisalkan dengan Bank Nafs.
♦ Pembuatan Nafs-nafs tsb dilakukan berdasarkan “cetakan kue” Nur Muhammad (Nafsul Wahidah), karena Nafs Muhammad adalah nafs manusia yang tersempurna (Hadits: Adam adalah Bapak dari jasad, sedangkan aku adalah Bapak dari nafs).
♦ Nafs ini berbagai macam type, (misal tipe emas, type perak dst -hanya pemisalan untuk memudahkan pemahaman). Hal ini berhubungan dengan maqam nafs maksimalnya.
♦ Nafs-Nafs ini akan diundang oleh janin-janin dalam rahim yang telah berumur 120 hari.
♦ Nafs yang bersedia datangpun sesuai dengan bahan janin (wadah nafs).
♦ Nafs yang type perak akan menempati wadah dari perak, Nafs emas akan menempati wadah dari emas
2. Alam Alastu (Perjanjian)
♦ Nafs yang akan menempati janin tersebut, dimasukkan Ruh, kemudian dipanggil menghadap Allah ke Alam Alastu.
♦ Di alam ini, Nafs dibaiat oleh Allah Ta’ala untuk “mengakui Allah sebagai Tuhannya “ QS 7:172
♦ Di alam inilah Allah telah menetapkan 4 kalimat (hal) baginya selama perjalanan di dunia yaitu dari:
(1) Ajal
(2) Rezeki
(3) Amal
(4) Musibah atau Keberuntungan (Hadits Muslim)
3. Alam Rahim
♦ Setelah janin berumur 120 hari atau telah disempurnakan oleh Nya, maka ditiupkanlah Ruh (include nafs)-Nya ke janin (QS 32:9)
♦ Dimulailah pendidikan Nafs oleh orangtua dan lingkungan
4. Alam Dunia
a. Lahir ke dunia
♦ Setelah janin berumur 9 bulan 10 hari, lahirlah bayi ke dunia.
♦ Turun ke dunia dengan suara tangisan karena dia cinta alam-rahim. Alam ini merupakan Syurga bagi janin, disini ia hanya diam, tidur, belajar. Itulah sebabnya ia menangis sewaktu turun ke dunia, karena harus meninggalkan syurga menuju ke alam yang penuh tanda tanya.
♦ Janin lahir dalam keadaan suci (Al-Muthahharuun), inilah fithrah (default/modal dasar) sifat kemanusiaan.
b. Ingkar Janji
♦ Sejak manusia tumbuh hawa nafsu dan syahwatnya, dan membiarkan dirinya beraktivitas dilandasi hal tsb, maka manusia telah melakukan dosa.
♦ Dosa-dosa ini menutupi qalbu, sehingga nafs tidak mendapat energi dari ruh, sehingga nafs buta, tuli, bisa, lumpuh bahkan mati, sehingga lupa akan perjanjiannya dengan Allah Ta’ala di Alam Alastu.
♦ Yang mengikrar janji di Alam Alastu adalah nafs bukan jasad, jadi selama jasad berkuasa ia akan ingkar janji karena jasad tidak tahu, karena memang jasad tidak pernah mengikrarkan janji.
! Komponen Pembentuk Insan
Manusia terdiri dari 3 komponen pembentuk, yaitu: Ruh, Nafs dan Jasad ♦
♦
♦
Barzakh yang menghubungkan antara ketiganya adalah qalbu.
Banyak ulama yang masyhur yang tidak mengerti perbedaan antara Ruh dan Nafs (Imam Al Ghazaly, Ihya’ Ulumuddin – Bab Ajaibul Qulub, 1058-1111M)
Mengenal Hakikat Manusia, Imam Suhadi
http://makassar.paramartha.org/
3
JasadNafsQalbuRuh
Gambar 3. Komponen Pembentuk Insan
Ruh
Dalam bahasa Al Qur’an, disebut dengan Ar-Ruh (jamaknya arwah) ♦
Asal unsurnya adalah dari Ruh (sebagian zat) Allah yang ditiupkan ke manusia saat janin berumur 4 bulan (QS 32:9/38:72)
Setelah ajal akan kembali kepada Allah Ta’ala.
Sifatnya suci , tidak pernah kotor.
Bertempat di qalbu manusia (sebuah tempat yang tidak dapat dimasuki oelh syaithan – Hadits)
Berfungsi memberikan energi untuk nafs, dan memberi nyawa (sukma) bagi jasad.
Dalam Al Qur’an kata ruh menunjuk kepada 3 jenis:
1. Ruhul Amin " Malaikat Jibril (QS 26:192-194)
2. Nafakh Ruh " Nyawa buat jasad dan energi buat nafs (QS 32:9/18:72)
3. Ruhul Qudus " Perkembangan Nafakh Ruh, realitas Allah Ta’ala dalam diri manusia (QS 16:102/2:87) Referensi lihat (QS 2:253/5:110)
Jasad
Asal unsurnya dari bumi (QS 71:17)
Setelah ajal akan dikubur dan kembali ke bumi (QS 20:55/50:3-4)
Karena sifat kebumian, maka ketika dimasukkan ruh dan nafs, timbullah hawa nafsu dan syahwat (QS 3:14)
Mendapatkan energi dari makanan yang berasal dari bumi pula.
Nafs
Dalam bahasa Al Qur’an, disebut dengan An-Nafs (jamaknya anfus atau nufus)
Asal unsurnya adalah dari cahaya
Melakukan perjanjian dengan Allah Ta’ala dalam Alam Alastu (QS 7:172)
Mendapatkan energi untuk melakukan perjalanan kembali kepada Allah Ta’ala dari ruh.
Apabila qalbu bersih maka ruh dapat memberikan energi bagi nafs, sehingga nafsnya hidup sehat dan dalam Al Qur’an disebutlah sebagai nafs al muthmainnah (jumlahnya satu).
Apabila qalbu tertutup dosa, maka ruh tidak dapat memberikan energi, maka nafsnya akan sakit, buta, tuli, bisu dan lumpuh.
Setelah ajal kondisinya sesuai dengan kondisi nafs terakhir sebelum ajal.
Apabila dalam kondisi sehat, maka nafsnya akan tetap hidup di sisi Allah (QS 6:122/2:154)
Apabila dalam kondisi buta, tuli, bisu atau lumpuh, maka ia akan disiksa di alam kubur.
Nafs akan dimintai pertanggungjawabannya pada hari Akhir, atas pelaksanaan sumpah yang dilakukannya di Alam Alastu.
Hawa Nafsu dan Syahwat
Hawa nafsu dan syahwat timbul akibat nafs dan ruh ditempatkan dalam jasad.
Hawa nafsud an syahwat di Al Qur’an digambarkan sebagai binatang ternak yang harus digembalakan oleh Nafsul Muthmainnah.
Penggambaran hawa nafsu dan syahwat adalah sebagai kuda-kuda, tali kekangnya adalah qalbu, saisnya adalah nafs dan muatannya adalah jasad. Apabila saisnya (nafs) sakit atau lumpuh maka kuda-kuda (hawa nafsu dan syahwat) berlari-lari tidak terkendali membawa muatan (jasad).
Syaithan menjadikan hawa nafsu dan syahwat ini sebagai media untuk menyesatkan manusia dari jalan Allah Ta’ala. (Lihat Gambar 2)
Sesungguhnya nafsu (hawa nafsu) itu membawa kepada keburukan kecuali nafsu yang diberi rahmat (nafsu al muthmainnah) (QS 12:53)
Qalbu
Qalbu terbagi menjadi 2 jenis:
1. Qalbu Jasmaniyah
Yaitu jantung (heart) yang secara medis dianggap sebagi pusat kehidupan manusia.
2. Qalbu Ruhaniyah
Yaitu yang merasakan dan memahami. Lebih jauh lagi qalbu ini yang akan dapat mengenal Allah Ta’ala maka disebut pula Qalbu Rabbaniyah.
Perasaan yang ada dan tampak dalam diri manusia yang qalbunya kotor, bila ibarat gunung es di lautan, hanyalah gunung es yang tampak. Inilah yang dalam ilmu psikologi disebut sebagai Psyche.
Apabila qalbunya dibersihkan maka kemampuan gunung es yang di dalam lautan (yang tidak nampak), akan muncul dan puncak kemampuannya adalah pengenalan terhadap Allah Ta’ala.
Qalbu adalah barzakh (antara) bagi ruh, nafs dan jasad.
Qalbu dan nafs ibarat kaca dengan rasakhnya. Apabila qalbu kotor maka tidak berfungsilah nafs sebagai cermin.
Apabila qalbu bersih maka ia dapat memantulkan ruh (zat) Allah. Maka jadilah ia citra/pencerminan dari Allah Ta’ala.
Akal
Akal manusia secara jasadiyah disebut akal otak. Apabila nafsnya sehat kembali dan berkembang dewasa, maka akal nafs akan berkembang. Inilah yang disebut Lubb. Orang yang memilikinya disebut Ulil Albab.
Akal otak adalah anugerah terbesar awal dari Allah Ta’ala. Dimana dengan potensi ini seseorang dapat mencari ilmu yang benar yang dapat mengantarkan dirinya dalam pensucian qalbunya.
Tidak sedikit manusia, yang akal otaknya menjadi hijab (pembatas) antara dirinya dengan kebenaran (petunjuk) dari Allah Ta’ala. Hal ini dikarenakan seseorang menggunakan akal otaknya dengan hawa nafsu dan syahwatnya.
Rangkuman
♦ Manusia dikatakan makhluk yang paling mulia (QS 95:4), karena manusia memiliki nafs dan ruh, sehingga manusia dapat menjadi citra/pencerminan Allah Ta’ala di muka bumi.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
harap di cantumkan sumber tulisan !!!
ReplyDeletedikutip dimana ??
apa sudah ijin?